Arsip Bulanan: Desember 2018

Generasi Terbatas

Assalamualaikum Seorang anak muda bertanya kepada kakeknya :
“Kakek! Bagaimana orang-orang jaman anda tinggal sebelumnya dengan :

Tidak ada teknologi
Tidak ada pesawat
Tidak ada internet
Tidak ada komputer
Tidak ada TV
Tidak ada AC
Tidak ada mobil
Tidak ada ponsel ? ”

Kakeknya menjawab:

“Seperti bagaimana generasi Anda hidup hari ini

Tidak ada doa
Tidak ada belas kasihan
Tidak ada kehormatan
Tidak ada hormat
Tidak ada karakter
Tidak tau malu
Tidak punya sopan santun ”

Kami, orang-orang yang lahir antara tahun 1950-1970 adalah orang-orang yang beruntung …
*Hidup kita adalah bukti hidup.*

👉Sementara bermain dan mengendarai sepeda, kami tidak pernah memakai helm.

👉Setelah sekolah, kami bermain sampai senja; Kami tidak pernah menonton TV.

👉Kami bermain dengan teman sejati, bukan teman internet.

👉 Jika kita merasa haus, kita minum air keran bukan air kemasan.

👉Kita tidak pernah sakit berbagi segelas minuman dengan 4 teman.

👉Kita tidak pernah mikir bobot makan nasi tiap hari.

👉Tidak ada yang terjadi pada kaki kita meski bertelanjang kaki tanpa alas kaki.

👉Kami tidak pernah menggunakan suplemen untuk menjaga kesehatan diri.

👉Kami biasa membuat mainan sendiri dan bermain dengan mereka.

Orang tua kita tidak kaya. Mereka memberi cinta .. bukan bahan duniawi.

👉Kami tidak pernah memiliki ponsel, DVD, stasiun bermain, Xbox, video game, komputer pribadi, internet, chatting – tapi kami punya teman sejati.

👉Kami mengunjungi rumah teman kami tanpa diundang dan menikmati makanan bersama mereka.

👉Relatif tinggal di dekat keluarga sehingga waktu dinikmati.

👉Kita mungkin ada di foto hitam putih tapi Anda bisa menemukan kenangan berwarna-warni di foto-foto itu.

👉 Kami adalah generasi yang unik dan paling mengerti, karena *kami adalah Generasi terakhir yang mendengarkan orang tuanya ….*
*dan juga Generasi yang pertama yang harus mendengarkan anaknya*.

*Kami adalah edisi TERBATAS !*

Biarkan Anak berkembang dg potensi, bakat dan minatnya

Kisah ajaib di siang suntuk saat jemput sekolah…

Azka “pa.. Tadi lomba renang.. I get urutan ke 5!!!”

Me “woooow I’m so proud of you.. You are amazing!!!!”

Azka “yeaaaaaay”

Ibu2 entah arisan di belakang “mas Ded.. Yang tanding kan per 6 orang.. Masak anaknya urutan ke 5 malah bangga.. Anak saya aja urutan ke 3 saya bilang payah… Nanti malas mas Ded…”

Me “Hahaha Iya yah… Wah saya soalnya waktu kecil diajari ayah ibu saya kalau tujuan renang itu Yah supaya gak tenggelam aja sih… Bukan supaya duluan sampe tembok.. Hehehe”

Ibu2 ” ah mas Ded bisa aja… Jangan gitu mas.. Ngajar anaknya.. Bener deh nanti malas.”

Me ” hahah Azka gak malas kok mbak.. Tenang aja.. Kmrn math nya juara 3, catur nya.. Lawan saya aja saya kalah skrg.. Eh anw mbak.. Saya juga gak masalah punya anak malas.. Di hal yang dia gak bisa… Atau gak suka… Yg penting dia usaha… Drpd anak rajin tapi Stress punya ibu yg Stress juga marahi anaknya krn cuma dpt juara 3 lomba renang…. ”

Ibu ” hehehe… Mas saya jalan dulu Yah..”

Me ” gak renang aja mbak?”

Senyap….

Ya ini kejadian benar dan tidak saya ubah ubah…

Apa sih yang sebenarnya terjadi secara gamblang…

Tahukah si ibu kalau Azka luar biasa di catur nya? (penting? NO… Sama dengan Renang..)

Atau Azka juga mendalami bela diri yg cukup memukau di banding anak seusianya…

Atau.. Azka.. Atau Azka…

Banyak kelebihan Azka..

Sama dengan kalian..

Banyak kelebihan yang kalian punya.. Artinya banyak kelemahan yang kalian. Punya juga..

Tapi apabila para orang tua memaksakan kalian sempurna di semua bidang dan menerapkannya dengan paksaan maka hanya akan terjadi 2 hal…

1. Si anak Stress dan membenci hal itu..

2. Si anak sukses di hal itu dan membenci orang tuanya (Michael Jackson contohnya)

Yuk kita lihat apa yang baik di diri anak kita.. (bila anda orang tua)

Yuk kita komunikasi kan apa yang kita suka (bila kita anak tersebut)

Mengajari dengan kekerasan tidak akan menghasilkan apapun.. Memarahi anak krn pelajaran adalah hal yang bodoh…

Saya sampai sekarang masih bingung mengapa naik kelas tidak naik adalah hal yang menjadi momok bagi ortu (kecuali masalah finansial)

Siapa sih yang menjamin naik kelas jadi sukses kelak?
Saya… Saya 2 kali tidak naik kelas… Yes… I am. Proudly to say..

Ayah saya ambil report.. Merah semua.. Dia tertawa.. “kamu… Belajar sulap tiap hari kan.. Sampai gak belajar yang lain..”

“iya pa”

“sulapnya jago… Belajarnya naikin Yuk.. Gak usah bagus… Yg penting 6 aja nilainya.. Ok?.. Pokoknya kalau nilai nya kamu 6.. Papa beliin alat sulap baru… Gimana?”

Wow… My target is 6…..

Not 8.. Not 9… NOT 10!!!! It’s easy….. Its helping… Its good communication between me and my father…. Its a GOOD Deal… Dan Ibu saya? Mendukung hal itu.

Apa yang mereka dapat saat ini?

Anaknya yang nilainya tidak pernah lebih dr 6/7 tetap sekolah.. Kuliah… Jadi dosen Tamu .. Mengajar di beberapa kampus..
Oh.. Anaknya…

Become one thing they never imagine…

World Best Mentalist

(Merlin Award Winner : penghargaan tertinggi di seni sulap dunia) 2 kali berturut turut….

Apa Yang terjadi kalau saat itu saya dihukum… Dimarahi.. Di larang lagi bermain sulap?…

Apa? Maybe I be one of the people working on bus station… ( other Bad… Not Great)

Yuk stop Memarahi anak krn pelajaran nya… Karena ke unik an nya…

Kita cari apa yang mereka suka… Kita dukung..

You never know what it will bring them in the future… Might indeed surprise you
_______________
Setiap anak itu unik dan punya kelebihan berbeda dan adalah tugas kita untuk menemukan talentanya dan membuat ia mahir di hal/bidang tersebut.

(Deddy Corbuzier)

Sambutan Presiden Jokowi pada puncak HGN dan HUT PGRI ke-73

[1/12 22.51] Bunda Nining: *inilah kadonya PGRI, yg mngundang honorer.*

PP Manajemen PPPK, Kado Presiden Jokowi untuk Guru Honorer
01 Desember 2018 12:54 WIB

jpnn.com, BOGOR – Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) resmi diterbitkan. PP ini sekaligus menjadi payung hukum penyelesain masalah honorer K2 (kategori dua) dan non kategori usia di atas 35 tahun.

“PP Manajemen PPPK sudah ditetapkan. Bagaimana mekanisme perekrutannya akan dibahas lagi. Saya akan membahas masalah perekrutan guru honorer menjadi PPPK ini dengan Ketum PB PGRI pekan depan,” kata Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada puncak Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT PGRI ke-73 di Stadion Pakansari Bogor, Sabtu (1/12).

Dia menyebutkan, pemerintah sudah merekrut guru CPNS sebanyak 112 ribu. Sedangkan untuk rekrutmen guru honorer harus disesuaikan dengan dana APBN dan aturan UU Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Saya perhatikan masalah guru tapi semua harus ikuti aturan. Saya akan ajak ketum PB PGRI untuk membahas ini,” ujarnya.

Sementara Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi mengungkapkan, mekanisme PPPK akan dibuat lebih mudah untuk guru honorer di atas usia 35 tahun. Salah satu kemudahannya adalah tesnya hanya sekali sepanjang mereka mengabdi.

“Saya akan membahas ini nanti dan akan meminta agar mekanismenya dibuat lebih mudah. Intinya PPPK untuk memenuhi kebutuhan guru yang masih kurang. Yang usia di bawah 35 tahun bisa diangkat CPNS sedangkan di atas 35 menjadi PPPK,” tandasnya.

Dia menyebutkan, saat ini ada kekurangan 735 ribu guru yang akan diselesaikan bertahap. Bila diangkat tiap tahun 100 ribu per tahun, berarti tujuh tahun masalah guru baru selesai. Ini waktu yang cukup lama sehingga masih akan dibahas formulasinya. (esy/jpnn)
[1/12 22.52] Bunda Nining: Sambutan Presiden Joko Widodo dalam rangka HGN dan HUT PGRI yg ke 73 di Bogor.

Presiden Jokowi menegaskan, profesi guru tetaplah suatu profesi yang mulia dan tidak bisa digantikan oleh mesin yang paling canggih sekalipun.
“Guru haruslah tetap guru. Guru tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apapun, secanggih apapun tidak bisa. Guru adalah profesi mulia yang membentuk karakter-karakter anak bangsa dengan budi pekerti, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan,” kata Presiden Joko Widodo, di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Sabtu.
Ia menyampaikan itu di hadapan sekitar 44.720 orang guru anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merayakan ulang tahun ke-73 PGRI sekaligus Hari Guru Nasional.
“Guru-lah yang menumbuhkan empati sosial, membangun imajinasi dan kreativitas, serta mengokohkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa kita Indonesia,” kata dia.
Ia mengakui, dunia saat ini sedang berubah sangat cepat. Digitalisasi pendidikan telah membawa perubahan besar di dunia pendidikan.
“Kini ruang kelas bukan satu-satunya tempat belajar. Dunia virtual adalah kampus kita. Sekarang ini juga kita bicara apa adanya, Google juga sudah menjadi perpustakaan kita. Wikipedia juga menjadi ensiklopedi kita. Kindle, buku elektronik, juga menjadi buku pelajaran kita,” kata dia.
Ia meminta agar para guru harus waspada terhadap maraknya media digital yang muncul.
“Kita sering terkaget-kaget anak-anak muda kita mampu belajar secara mandiri. Mereka bisa tahu jauh lebih banyak melalui bantuan teknologi. Oleh sebab itu peran guru harus lebih dari mengajar, tetapi juga mengelola belajar siswa. Guru dituntut lebih fleksibel, kreatif, menarik, dan lebih menyenangkan bagi siswa,” jelas Jokowi.
Apalagi dalam empat tahun terakhir, pemerintah telah memberikan prioritas besar kepada pembangunan sarana-prasarana fisik.
Namun begitu, anggaran untuk dunia pendidikan mengambil 20 persen dari APBN saban tahun sebagaimana diamanatkan undang-undang. Banyak negara maju mengutamakan kualitas pendidikan dan guru secara khusus sebagai bagian dari cara mereka membangun negara dan bangsa masing-masing.
“Dengan cara ini pemerintah ingin membuka keterisolasian, membangun konektivitas, memperkokoh persatuan nasional karena sambung-menyambung antarpulau, provinsi, dan kabupaten disambungkan dengan infrastruktur yang baik, membangun sentra-sentra ekonomi baru, serta memperbaiki akses pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan pendidikan,” kata dia.
Sedangkan mulai 2019 pemerintah akan menggeser program, menggeser strategi pembangunan, menggeser program unggulan dari program pembangunan infrastruktur menjadi program besar-besaran dalam memperkuat sumber daya manusia, dalam pembangunan sumber daya manusia.
“Kualitas SDM di semua jenis profesi serta kualitas SDM di usia dini dan remaja harus kita tingkatkan secara signifikan. SDM kita harus mampu menghadapi dan memanfaatkan peluang dalam dunia dan perkembangan teknologi yang begitu cepat berubah saat ini,” kata dia.
Ketika pembangunan SDM menjadi prioritas paling utama, peran guru akan semakin sentra, semakin utama, dan semakin strategis.
“Guru harus menjadi agen-agen transformasi penguatan SDM kita, menjadi agen-agen transformasi dalam membangun talenta-talenta anak bangsa. Sebagaimana topik acara hari ini guru dituntut untuk meningkatkan profesionalisme guru untuk menuju pendidikan abad 21,” kata dia.
Turut hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Koordinator Staf Khusus, Teten Masduki, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, dan Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi.